BOSAN DENGAN KEBISINGAN IBU KOTA? YUK INTIP KESERUAN BERMALAM DI DESA

BOSAN DENGAN KEBISINGAN IBU KOTA? YUK INTIP KESERUAN BERMALAM DI DESA

Terbiasa dengan kehidupan di kota yang ramai, tinggal di desa menjadi pengalaman baru bagi kami (saya dan teman satu angkatan). Bagi saya yang masih mempunyai kampung halaman dan rutin pulang tidak begitu asing dengan keadaan hidup di desa. Tetapi teman-teman saya merasa senang dan puas dengan pengalaman baru yang mereka dapatkan. Kami saat itu menginap di Desa Wisata Nglanggeran untuk program Studi Lapangan. Disana kami mengambil program Live In 4 hari 3 malam, mengenai edukasi. Sehubung kegiatan saya cukup lama jadi, hanya garis besar pengalaman yang akan saya share disini. 

 Agenda pertama yaitu ketika tiba di lokasi, kami dibagikan homestay untuk bermalam kemudian semua peserta menuju homestay dan berkenalan dengan induk semang masing-masing. Kegiatan awal yaitu kami diberikan pemahaman unggah-ungguh (tatakrama masyarakat jawa). Setelahnya kami menerapkan dan menyapa warga menggunakan bahasa jawa yang sudah kami dapatkan dari unggah-ungguh. Tegur sapa menjadi kebiasaan warga disini, berbeda terbalik ya dengan kehidupan dikota besar.

 

Kegiatan selanjutnya yaitu menanam padi, meskipun sebenarnya beberapa destinasi wisata menawarkan atraksi edukasi serupa tetapi banyak wisatan yg belum bahkan enggan mencoba hal tersebut. Contohnya saya, biarpun sering melihat sawah tetapi untuk turun kedalamnya dan bahkan menanam padi menjadi pengalaman baru. Kalian harus tau ya temen-temen pembaca, ga gampang lhoo menanam padi, cukup lelah untuk membungkukan badan kalian saat menaruh benih padi. Padahal saya aja masih muda, bisa dibayangkan bagaimana si mbah petani yang sudah berusia lanjut melakukan hal tersebut kan.  

 

Setelah menanam padi, kegiatan dilanjutkan dengan bermain bola lumpur. Nah ini dia yang menjadi moment paling seru yang masih sering menjadi bahan perbincangan sewaktu kami bercerita pengalaman live in. Memang tidak sesulit bermain sepak bola dilapngan luas, tetapi cukup lelah berlari membawa bola dengan kaki yang tertahan lumpur. 

 Setelah seru bermain lumpur, kami menikmati kudapan khas kampung seperti teh manis, singkong, tahu, tempe dan lainnya (sengaja ga saya taruh gambar biar teman-teman pembaca ga jadi laper). Lanjut dari bermain lumpur kami menikmati air terjun kedung kandang. Seger bangetlah sehabis kotor-kotoran kita main air, ya lumayan bersihin sisa lumpur dibaju. Tapi untuk mencapai air terjun kita harus turun kebawah dulu dan trecknya lumayan melelahkan (mungkin kamu kurang olahraga yaa). Oh ya kalau kalian mau liat air terjun kedung kandang harus mampir di musim penghujan ya, karna kalau kemarau dia kering. 

 

Di malam hari tim putra dan tim putri dipisah. Tim putri belajar bagaimana bermain musik tradisional yaitu karawitan. Ketika bermain kami bisa saling bertukar alat musik, karena jumlah alat dan peserta tidak seimbang. Tetapi kami menikmati bermain karawitan yang selanjutnya kami meminta perpanjang waktu latihan.

 

Ketika tim putri bermain karawitan, tim putra berlajar kesenian tradisional disini yaitu jatilan atau yang lebih akrab kita kenal dengan kuda lumping. Berhubung saya ga ikut dilokasi , hanya mendapat cerita dari tim putra bagaimana keseruan saat itu. Melalui video dan gambar yang saya lihat mereka bermain agak kaku, mungkin karena belum pernah ada pengalaman menari

 

Ada hal menarik yang menjadi best moment untuk sebagian dari kami. Transportasi untuk perpindahan wisatawan menggunakan mobil pajero. Awalnya kami kaget mobil sekelas pajero yang akan kami tumpangi. Ketika mendapatkan penjelasan lanjut pajero adalah singkatan dari panas , njobo, njero. Kalian harus banget nyobain naik mobil ini, terutama sensasi saat melewati jalan yang cukup curam (kayak naik roller coaster gitu). Nah ini dia foto saat kami di pajero

 Selain kesenian dan adat istiadat, Nglanggeran mempunyai atraksi wisata utama yaitu Gunung Api Purba dan embung. Jadi kita bisa menikmati tracking, berfoto dan tentunya peralihan hari (sunrise dan sunset). Tracking di Gunung Api Purba tidak meskipun kontur bebatuan karena sudah dibuat tangga, tali dan beberapa amenitas penunjang. Untuk mencapai puncak membutuhkan waktu 1 jam dan pos pertama 20 menit (normalnya kalau ga banyak foto dan berhenti yaa). Kalau kalian ke embung baiknya saat sunset dan sama seperti Air Terjun Kedung Kandang kondisi air disana musiman. 

 

Wisata edukasi lain yang ditawarkan yaitu pengolahan produk seperti pengolahan susu kambing dan cokelat. Kami mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara memerah susu kambing yang selanjutkan akan diolah menjadi produk lokal. Gambar berikut adalah foto saat memerah susu kambing etawa.

 

Banyaknya pohon cokelat di kawasan Nglanggeran membuat timbulnya usulan untuk mengolah cokelat. Produk yang telah diolah menjadi produk sudah mempunyai lokasi penjualan yaitu griya cokelat. Biasanya paket wisata yang menawarkan paket edukasi produk yaitu mengolah dodol cokelat, pisang salut cokelat dan lainnya.

 

Pada malam berikutnya kami diajarkan bagaimana memanfaatkan kekayaan alam yaitu membuat kesenian janur. Kreasi janur terbuat dari daun pohon kelapa kemudian dibuat menjadi beberapa bentuk seperti kris, bola, ketupat, tempat makan danlainnya.

 

Kegiatan malam yang menarik lainnya yaitu kenduri. Kenduri adalah syukuran berupa makan bersama dan membagikan makanan kepada warga sekitar. Biasanya warga melakukan kenduri saat lahiran, hewan ternak bertambah, mendapatkan rejeki, nikahan, mengirim doa kepada almarhum leluhur, nazar yang terpenuhi dan lainnya (informan : mas jarwanto). Hal yang menarik dari kenduri yaitu kebarsamaan dan wadah yang digunakan untuk makan terbuat dari daun pisang, biasanya disebut (takir). 

 Nah, itu tadi keseruan saya dan teman-teman saat live in di Desa Wisata Nglanggeran. Ingin rasanya bisa berkunjung kembali. Sebelum tulisan saya akhiri, kalian bisa membuka video kegiatan kami selama disana : KLIK LIHAT VIDEO

Jangan lupa luangkan waktu kalian untuk berlibur!