Sosok Pemuda Dibalik Kemolekan Gunung Api Purba Nglanggeran

Ide kreatif para pemuda Desa Nglanggeran yang bermunculan pada tahun 1999 mulai mengerucut setelah Gempa Yogya tahun 2006 (sekitar tahun 2007). Mereka mulai membenahi dan menata kawasan ekowisata Gunung  Api Purba Nglanggeran (Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul) secara swadaya dan intens, dengan membikin jalur “tracking”, fasilitasi MCK (Mandi, Cuci, Kakus), serta gazebo.

Dalam mengembangkan kawasan teresebut mereka berhimpun dalam wadah   POKDARWIS (Kelompok   Sadar Wisata) yang terdiri dari unsur Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, Pemerintah Desa,  kelompok tani, ibu-ibu  PKK, maupun pemilik ‘homestay’. Dan hingga kini mereka yang secara langsung ikut mengelola kawasan mereka sekjitar 103 orang, dengan jumlah homestay sekitar 80 buah. Sebagai Tim Inti/Kreatif  berkisar 14 orang jumlahnya. Ada 3 (tiga) dusun inti (pendukung utama) yang terdekat dengan keberadaan Gunung Api Purba, yakni Nglanggeran Wetan, Nglanggeran Kulon, Nglanggeran Wetan, dan Gunung Butak . Selaku koordinator dusun inti adalah Sugeng Handoko, S.T. , alumnus Fakultas Teknik Industri Univ. Ahmad Dahlan Tahun 20 11.

Anak ketiga dari 4 bersaudra (laki-laki semua) ini terlahir tahun 1988 dari keluarga Bapak Wagiran (pensiunan perangkat desa)   yang beralamat di Nglanggeran Kulon, Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Sekitar dua minggu yang lalu  sore-sore Kompasianer mampir berkunjung-silaturahmi (tak terencana) ke keluarga Bapak Wagiran. Sambil menunggu kepulangan Sugeng Handoko (sosok kita), Kompasianer sempat lihat-lihat foto-foto prestasi di dinding ruang tamu .

Diusianya yang masih belia sudah banyak prestasi yang ia peroleh baik prestasi pribadi maupun bersama-sama dalam tim. Tahun 2009 ia dan rekan-rekannya telah mengantarkan desanya menjadi juara Desa Wisata se-Prov. DIY. Tahun 2010, secara pribadi ia berhasil sebagai juara II Festival Blog Tingkat Nasional yang diselenggarakan Telkom bersama Detik.com, dengan judul tulisan : Dengan Blog, Potensi Desaku Kutunjukkan Kepada Dunia. Prestasi individual lainnya yang berhasil ia raih pada tahun 2011 adalah menjadi salah satu Pemuda Pelopor  Tingkat Nasional Tahun 2011 (kewirausahaan wisata). Timnya sebagai pengelola Gunung Api Purba juga merupakan salah satu penerima penghargaan Citra Pesona Wisata (Cipta) Award dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI tahun 2011. Bersama tim Sentra Pemuda Taruna Purba Mandiri ia menerima penghargaan MBM Challange sebagai Juara I Tingkat Nasional Tahun 2012 selaku social enterpreneur kategori dengan hadiah capital project senilai 30 juta dari Bank Mandiri (sekarang menjadi Nglanggeran Mart), dan juga pemenang Lomba Wana Lestari dari Kementerian Kehutanan RI tahun 2013. Pengalaman kerja/organisasinya pernah bekerja di Green Peace, dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Pemuda Pelopor dan PNPM, dan tentunya masih ada beberapa jabatan organisasi di tingkat desa yang pernah ia sandang periode 2012-2017, seperti sebagai Ketua Karang Taruna Bukit Putra Mandiri Desa Nglanggeran.

Alhamdulillah, setelah maghrib, akhirnya pulang juga sosok yang kita tunggu kedatangannya. Rupanya ia baru saja ke Yogya menjemput calon istrinya. Tidak banyak waktu dan kesempatan untuk berbincang, karena ia tergesa untuk melayani nasabah koperasinya ke dusun-dusun di Desa Nglanggeran bakda Isyak. Apa yang menjadi keresahannya adalah kerusakan lingkungan desanya dari kegiatan penambangan batu dan penebangan pohon yang kurang terkendali. dari keresahan itulah yang mendorongnya untuk mengelola Gunung Api Purba Nglanggeran sebagai taman wisata yang berwawasan lingkungan (ekowisata). Apalagi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwana X, pada bulan Februari tahun 2013 telah meresmikan Embung sebagai cadangan air Kebun Buah Nglanggeran di musim kemarau, sekaligus sebagai kawasan agrowisata pendukung kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Menurut informasi dari sosok kita, tahun 2012 Gunung Api Purba Nglanggeran sudah diusulkan  ke UNESCO sebagai kawasan “Geopark” (Taman Bumi). Satu-satunya negara di Asia Tenggara yang sudah mendapat pengakuan sebagai “Geopark” adalah Malaysia.

Tidak banyak yang harus saya katakan, kecuali “salut” atas cita-cita dan pengorbanan Sugeng Handoko dan rekan-rekannya. Berkat tangan-tangan mereka, Gunung Api Purba Nglanggeran kini menjadi tidak hanya sekedar obyek wisata, tetapi subyek wisata, yang berusaha melibatkan para pengunjungnya untuk mengikuti dan menyelami kegiatan dan dinamika alami desanya. Para pengunjung terdiri dari dua tipe, yakni mereka yang sekedar melihat-lihat dan jalan-jalan menikmati keindahan/kemolekan alam, lalu pulang; dan mereka yang  memang sengaja untuk berlama-lama di lingkungan desa dengan “live in” (belajar bertani, belajar membatik, belajar membuat olahan kuliner lokal, belajar menjanur, dsb.), “out bond”, menikmati pesona “sunset” maupun “sunrise” (ketika cuaca cerah), “shooting”, serta mengikuti kegiatan kesenian/adat-kebudayaan setempat.

Sumber: http://sosok.kompasiana.com/2014/01/15/sosok-pemuda-dibalik-kemolekan-gunung-api-purba-nglanggeran-625187.html