JATUH CINTA PADA KESENIAN JATILAN NGLANGGERAN
Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari kehadiran pariwisata. Perbedaan antara kebudayaan setiap tempat membentuk suatu ciri khas yang dapat menjadi dayatarik dan motivasi seorang individu melakukan perjalanan wisata.
Kesenian jatilan atau yang lebih akrab kita kenal kuda lumping merupakan salah satu kebudayaan di Desa Wisata Nglanggeran. Mulai dari yang sudah berumur dan para pemuda menggeluti kesenian tersebut. Komunitas penggelut kesenian jatilan di Desa Wisata Nglanggeran dibagi menjadi 3 yaitu ; Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon dan Dusun Nglanggeran Wetan
Seiring dengan berlangsungnya acara Rintisan Desa Budaya Tahun 2018 yang berlokasi di Alun-Alun Wonosari pada 17-20 Oktober 2018, Desa Wisata Nglanggeran ikut menampilkan kesenian jatilan. Komunitas yang terbagi 3 bergabung menjadi satu untuk memeriahkan acara tersebut. Latihan berlangsung sejak dua minggu sebelumnya. Untuk memaksimalkan penampilan diadakan pelatihan yang berasal dari ISI (Institute Seni Indonesia) Jogjakart, ini adalah foto pelatih kami(yang di bingkai merah ya)
Latihan dilakukan per dua kali sehari. Awal mula saya dan teman iseng ikut melihat bagaimana latihan kesenian jatilan. Pertama kali saya melihat merasa bingung apa yang pusingkan peserta. Ternyata diawal latihan mereka menunjukan bagaimana tarian dan musik jatilan kreasi masing-masing dusun yang kemudian diadakan pengambilan suara dari penonton. Hasil dari kesepakatan tadi, pada hari berikutnya ditunjukan kepada pelatih bahwa ini tarian yang akan mereka bawakan.
Setelah melihat latihan jatilan saya mulai mengerti mengenai nilai yang terkandung didalamnya dan mulai menyukai kesenian jatilan (kalau pepatah jawa mengatakan ; "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino", yang memiliki makna "Cinta Tumbuh Karena Terbiasa")
Orang-orang saat ini banyak yang salah menangkap makna kesenian jatilan karena hanya senang menikmati rasa penasaran saat pemain sedang dirasuki. Konteks pesan dalam kesenian jatilan sebenarnya terdapat pada keserasian antara perpaduan musik, gerakan tari dan cerita yang dibawakan. Setiap alunan musik memiliki gerakan inti tersendiri, seperti saat musik lari, berjalan, peperangan danlainnya.Bila saat latihan penari ataupun pemain musik salah akan mempengaruhi gerakan.
Ketika acara festival para pemain berkumpul di Balai Desa untuk persiapan makeup dan kostum. Makeup karakter yang digunakan dibuat mencolok dengan garis dan warna tegas, sedangkan kostum yang dikenakan adalah kostum kreasi batik, warna dan model dibuat unik dan bertabrakan, tujuannya menyesuaikan dengan tema yaitu tari jatilan kreasi. Para pemain musik gamelan juga mengenakan pakaian kreasi yaitu batik merah yang dipadukan dengan latar baju berwarna hitam dan lengkap dengan blangkon khas Jogja
Kelompok kami mendapatkan urutan di hari terakhir festival dan tampil pada urutan kedua. Kami berangkat menggunakan tiga mobil dan saya berada di truk dengan gamelan, pengalaman baru dan seru buat saya. Pada kesempatan kali ini kelomok jatilan kami belum menang tetapi tidak apa karena kami mendapatkan ilmu baru terkait musik dan gerakan kreasi berkat pelatih kami. Pengalaman saat tampil di depan juri dan orang banyak juga menjadi pengalaman berharga untuk mengikuti event berikutnya.
Penasaran dengan kesenian jatilan kami? Yuk mampir ke Nglanggeran.
Jangan lupa berlibur!!