Tren Virtual Tour dimasa Pandemi Covid-19
Belum usainya wabah Covid-19 membuat perubahan banyak aspek, termasuk kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Himbauan bekerja dari rumah, belajar dirumah dan beribadah juga dirumah saja memaksa hampir semua destinasi wisata tutup sementara. Dalam kondisi tersebut ternyata muncul trend baru yakni Virtual Tour.
Virtual tour adalah simulasi sebuah lokasi yang dibuat dalam bentuk video atau susunan foto. Perjalanan maya ini juga dapat didukung elemen-elemen multimedia lain, seperti efek suara, musik, narasi, dan teks. Hal inilah yang membuat tur virtual dapat digunakan sebagai alat tele-tourism. Pengalaman pertama kami melakukan Virtual Tour di Desa Wisata Nglanggeran dengan menggabungkan aplikasi zoom, google maps, kombinasi foto, video serta video 360 ternyata sangat efektif mengobati jenuh pingin jalan-jalan dimasa pandemic Covid-19 ini.
Dengan Virtual Tour kita bisa mengajak wisatawan merasakan seolah olah melakukan perjalanan wisata langsung ke Destinasi yang kita tuju. Koneksi internet pemandu wisata, team teknis dan juga peserta sangat mempengaruhi kelancaran Virtual Tour ini. Selain itu interpretasi, pemahaman pemandu wisata dan keluesan memandu wisatawan dan menciptakan suasana perjalanan juga salah satu faktor penting suksesnya Virtual Tour ini.
Desa Wisata Nglanggeran adalah Desa Wisata pertama kali yang melakukan Virtual Tour bekerjasama dengan Pirtual Project. Minat wisatawan virtual juga banyak, ada sekitar 65 pendaftar dan mengikuti sampai usai dengan durasi 2 jam 10 menit, jadwal yang hanya diagendakan 2 jam ternyata tidak cukup karena antusias dan diskusi yang hangat selama perjalanan tour. Berikut Virtual Tour Perdana Kami bisa LIHAT DISINI.
Kini Virtual Tour ini menjadi Trend dimasa pandemic Covid-19, menjadi sebuah tools untuk membunuh rasa bosan banyak orang karena kebijakan WFH (Work From Home).
Namun sensasi berwisata memang tidak bisa tergantikan dengan mengunjungi langsung destinasi dan melakukan interaksi dengan masyarakat di Desa Wisata. Semoga wabah ini segera berakhir dan kita bisa berwisata lagi seperti semula. Salam dari Desa. @sugenghandoko