Pemuda Nglanggeran, menjadi Pemenang Culturepreneur Award 2016
Menjadi Pemenang Wirausaha Budaya 2016 yang diselenggarakan oleh PT Njonja Meneer melalui Yayasan Neera Ayu menjadi hal yang sangat menyenangkan dan membanggakan bagi Sugeng Handoko. Pemuda Desa Nglanggeran, Kec. Patuk, Kab. Gunungkidul, D.I.Yogyakarta.
Bertemu dengan 5 Finalis lainnya di Jakarta dan juga bertemu dengan Presdir PT Njonja Meneer Charles Saerang merupakan pengalaman yang tidak bisa terlupakan. Banyak diskusi dan sharing terkait usaha bidang budaya dan kearifal lokal masing-masing membuat Sugeng Handoko lebih semangat karena mendapati mitra untuk menjaga kebudayaan Indonesia tidak sendiri.
Charles Saerang, Presdir PT Njonja Meneer, saat menerima para finalis sebelum penjurian mengungkapkan yang diundang dan hadir di Jakarta saat ini semua adalah pemenang, karena sudah diseleksi dari ratusan wirausaha budaya se Indonesia yang terjaring. Selanjutnya akat dipilih 2 pemenang terbaik yang akan dipilih oleh para dewan juri. Charles juga menyampaikan untuk menggunakan momentum ini sebagai media silaturahmi dan berjejaring antar pemenang dan membangun atau mengembangkan bisnis baru, saling berkolaborasi dan saling menguatkan.
Adapun panel juri yang terlibat adalah mereka yang kami nilai memiliki keahlian dan memiliki dedikasi tinggi di bidangnya:
1. Bapak Franky Welirang, seorang pengusaha dan juga ketua dari Asosiasi Philantrophy Indonesia. Beliau di kenal sebagai seorang sosok yang low profile dan memiliki jiwa besar dalam mengembangkan hal hal kecil.
2. Ibu Mien Uno, seorang penulis, pengajar etika, dan juga pendiridariY ayasan Duta Bangsa, yang concern di bidang pendidikan dan budaya tradisional.
3. Prof. DR. dr. Agus Purwadianto, seorang akademisi kedokteran yang dikenal sangat peduli terhadap kesehatan, khususnya obat tradisional
4. Arswendo Atmowiloto, seorang penulis dan budayawan yang kiprah dan karyanya sudah tak perlu diragukan.
Terpilih Pemenang favorit adalah sdri Siti Wulandari dari Bandung Jawa Barat dan Sdr Sugeng Handoko dari Gunungkidul D.I. Yogyakarta. Keduanya memiliki keunggulan tersendiri. Siti Wulandari bersama komunitasnya Sobat Budaya membuat aplikasi berupa data kebudayaan di Indonesia. Sugeng Handoko pemuda Desa yang mengembangkan dan mengangkat kearifan lokal bersama masyarakat menjadi paket-paket kegiatan Desa Wisata. Keduanya memiliki jiwa kewirausahaan dan motivasi melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal serta memiliki dampak yang besar untuk membantu kesejahteraan masyarakat.