Kenduri, Tradisi Leluhur Yang Di Uri-Uri Masyarakat Nglanggeran
Nglanggeran dikenal dengan desa yang masih kental akan adat dan istiadatnya. Berbagai ragam budaya masih dilestarikan oleh masyarakat di desa ini, salah satunya adalah upacara kenduri.
Upacara Kenduri yang dilakukan oleh masyarakat Nglanggeran merupakan ritualisasi sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan kepada sang pencipta atau sama halnya denggan bentuk semangat bersedekah dalam ajaran islam. Adapun hal tersebut diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang memiliki makna tersendiri sesuai dengan ajaran kejawen. Simbol-simbol tersebut diantaranya adalah diwujudkan dalam bentuk makanan yang disajikan didalam upacara kenduri itu sendiri. Misalnya seperti tumpeng yang memiliki makna bahwa kalau kita bekerja harus dengan sungguh-sungguh agar hasil yang diperoleh memuaskan atau ingkung (ayam yang dimasak utuh dan dibumbui dengan santan juga rempah-rempah, merupakan sesaji utama dalam kenduri) yang memiliki makna melakukan doa dengan khitmat. Nantinya sajian makanan tersebut akan didoakan oleh salah satu orang yang dituakan di desa tersebut atau yang biasa disebut dengan Modin.
Bagi Masyarakat Desa Nglanggeran sendiri, selain penjamuan makan, upacara kenduri ini juga merupakan salah satu wadah untuk bersilahturahmi, menjaga keakraban atar sesama masyarakat, dan juga ajang bertuar cerita. Dalam hal ini, kerukunan antar masyarakatpun dapat tercipta karena mereka selalu berinteraksi. Seperti halnya kenduri dalam rangka selametan atas dibangunnya Griya Cokelat Produksi Bubuk yang baru-baru ini dilakukan.
(Kenduri peresmian Griya Cokelat Produksi Bubuk Desa Nglanggeran)
Masyarakat Jawa memiliki nilai dan normanya sendiri yang mereka gunakan sebagai pedoman hidup. Mereka tidak bisa lepas dari budaya jawanya karena mereka menganggap bahwa budaya tersebut memiliki nilai yang tinggi dan akan menjunjung identitas wilayahnya, tak terkecuali dengan budaya yang ada di Desa Nglanggeran.
Kenduri, An Old Tradition Maintained By Nglanggeran People
Nglanggeran is known as a village which attaches its customs. A variety of cultures is still maintained by people in this village, one of the cultures is kenduri.
Kenduri ceremony which held by Nglanggeran people is a ritualization as a devotion and sincerity of worship to God or the spirit of sharing in Islam. It is realized in the certain symbols with their own meaning in accordance with Javanese tradition. These symbols are manifested in a form of food served in kenduri ceremony. For example, tumpeng (an Indonesian cone-shaped rice dish with side dishes of vegetables and meat) means that we must work hard to get a maximum result. Then, ingkung chicken (whole chicken cooked and seasoned with coconut milk and spices, are the main offerings in the feast) means we must pray fervently. This food will be prayed by the elder people in this village or the Javanese people usually call him with Modin.
For Nglanggeran people itself, in addition to serve meals, this ceremony is also one of the ways to make brotherhood, maintaining intimacy between people, and as a place to share stories. It is can build a harmony between communities because they always make interaction. For example, Kenduri is held to commemorate the builder of Griya Cokelat powder production.
(Kenduri ceremony of inauguration of the Griya Cokelat powder production in Nglanggeran Village)
Javanese people have their own values and norms for life. They cannot be separated from their culture because they consider it very important and will bolster their village identity. That is also applies in this village.