Culture Tourism
Desa wisata yang berkonsep ekowisata pasti memiliki segi
culture and heritage yang masih kental. Desa Nglanggeran memiliki beberapa
wisata budaya antara lain: belajar unggah-ungguh, karawitan, reog mataram, kenduri dan pengenalan pakaian
adat jawa. Dengan adanya culture tourism ini memiliki tujuan yaitu
memperkenalkan budaya desa Nglanggeran kepada wisatawan agar tidak terkikis
dengan berjalanya waktu sekaligus mengangkat adat istiadat yang ada di desa
Nglanggeran.
1. Belajar unggah ungguh
Unggah ungguh yang berarti sopan santun ini masih digunakan oleh masyarakat desa Nglanggeran ini untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda umur dan setiap bahasanya memiliki beberapa tingkatan mulai dari bekomunikasi dengan sesama umur sampai yang lebih tua. Wisatawan disini diajarkan belajar berbasa ungguh ungguh yang sifatnya dasar atau yang sering diucapkan sehari-hari dengan tujuan wisatawan bisa merasakan menjadi masyarakat desa Nglanggeran secara tidak langsung.
2. Karawitan
Karawitan adalah alat musik jawa yang biasanya mengiringi kegiatan hiburan adat turun temurun seperti wayang atau reog. Ada bebrapa alat musik karawitan mulai dari: kendang, bonang, saron, demung, kenong, slenthem, gong, gambang dan siter. Alat musik ini memiliki suara yang berbeda-beda namun jika dipukul sesuai notasi yang sudah dirancang bisa menghasilkan tembang atau lagu. Wisatawan yang berkunjug di desa nglanggeran tidak hanya melihat orang bermain karawitan namun juga bisa mencoba memaikan alat musik jawa tersebut dengan adanya intruksi dari pemandu agar menghasilkan sebuah tembang atau lagu, dengan ini akan menimbulkan pengalaman tersendiri bagi wisatawan.
3. Reog mataram
Reog mataram yang dimiliki Yogyakarta berbeda dengan reog yang ada di Ponorogo. Reog mataram ini menceritakan tentang perjuangan pahlawan nasional yaitu pangeran Diponegoro yang berusaha menembus hutan lebat yang bernama ââ¬ÅNongko Doyongââ¬Â sekarang Gunung Kidul. Nongko Doyong ini hutan yang masih angker dan dipenghuni oleh berbagai macam lelembut atau makhluk astral. Reog mataram ini dibuat dengan tujuan memudahkan pergerakan pangeran Diponegoro beserta prajuritnya untuk menembus hutan tersebut dan mampu melawan penjajah kolonial Belanda, versi kedua reog mataram ini menggambarkan para prajurit Indonesia yang bahagia saat memenangkan perang dengan pihak Jepang dengan tujuan untuk mengingat perjuangan pangeran Diponegoro saat melawan penjajah. Disini wisatawan diajak untuk ikut memainkan alat musik dan properti yang ada di reog mataram, properti yang digunakan ialah kuda lumping, busana reog mataram, senjata kayu, topeng, dan alat musik yang mengiringi alur permainan reog mataram.
4. Kenduri dan pegenalan pakaian adat
Kenduri ialah kegiatan selametan yang diselenggaran
dengan berbagai macam makanan tradisional dan memiliki macam susunan makanan
yang berbeda dengan maksud setiap susunan makanan tersebut memiliki filosofi
sendiri-sendiri. Lalu pengenalan pakaian adat, pakaian adat jawa diperkenalkan
kepada wisatawan mulai dari nama busana beserta artinya